LINTAS BIINMAFFO,- Pelaksana Tugas (Plt) Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi memimpin langsung kegiatan pelaunchingan program Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (PASTI) sekaligus melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (Mou) dengan Wahana Visi Indonesia (WVI), Selasa (8/10/2024).
Itu merupakan upaya kolaborasi dan kerjasama pemerintah bersama NGO dalam upaya penanganan masalah stunting di Kabupaten TTU dengan data stunting per Agustus 2024 sebesar 25,9 %.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 10.00 WITA tersebut bertempat di aula Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten TTU di jalan El Tari, KM 9, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU.
Hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan hingga pukul 13.30 WITA dengan sesi pemaparan materi dan tanya jawab, yakni Plt Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi, Kepala Bapelitbangda TTU, Salvatore G.A.M Lake, S.E., dan Direktur Program WVI, Ebenezer Sembiring. Sementara itu, sebagai peserta kegiatan yakni, para pimpin dan perwakilan OPD lingkup Pemkab TTU serta para camat dan kepala desa.
Plt Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi saat diwawancarai mengaku pemerintah daerah (Pemda) sangat senang dan bergembira mengambut baik berbagai Non Governmental Organization (NGO) maupun personal yang ingin membantu penanganan prevalensi stunting di Kabupaten TTU.
“Memang masih ada anak-anak kita yang stunting untuk itu kita membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. WVI akan membantu kita selam dua tahun untuk mengatasi stunting,” ujarnya.
Lebih lanjut Eusabius Binsasi menjelaskan, Pemkab TTU sendiri mempunyai program khusus penanganan prevalensi stunting melalui Dinas Kesehatan dan BKKBN yang digerakkan oleh Bapelitbangda TTU melalui anggaran pemerintah. “Semua desa sudah dapat regulasi untuk kalau boleh ada alokasi anggaran untuk mengatasi stunting,” pungkasnya.
Setelah launching program PASTI, lanjut Eusabius, maka WVI akan membantu Pemda TTU mengatasi prevalensi stunting untuk 6 Kecamatan dan 39 desa selama dua tahun ke depan.
“Kita sangat mengharapkan adanya sinergitas antara pemerintah dan NGO yang ada terutama WVI bisa berjalan baik dan berhasil. Kita siap untuk membantu monitor serta memfasilitasi sesuai perjanjian kerjasama juga memberikan data-data yang tepat,” ujarnya.
Senada Kepala Bapelitbangda TTU, Salvatore G.A.M Lake, S.E., bahwa Bapelitbangda selaku wakil ketua tim penanganan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten TTU berupaya mengkoordinir dan membangun kerjasama berbagai sektor dalam hal ini perangkat daerah terkait serta NGO dan para relawan dalam mengatasi masalah stunting.
Dikatakan, lokus penanganan stunting sesuai MoU bersama WVI untuk dua tahun ke depan menyasar 39 desa dan 6 Kecamatan, seperti, Kecamatan Naibenu, Musi, Insana Barat, Insana Tengah, Bikomi Tengah dan Biboki Tanpah.
Terpisah, Direktur Program WVI, Ebenezer Sembiring ketika diwawancarai wartawan di sela-sela kegiatan, menjelaskan, dalam program PASTI ada lima pendonor secara nasional sejak tahun 2023 hingg Januari 2027. 5 lembaga tersebut, yakni, USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Yayasan Bakti Barito, dan PT BCA, Tbk.
“Di NTT sendiri ada 3 Kabupaten. Launching sudah dilakukan di Sumba Timur, Kabupaten TTS dan hari ini di Kabupaten TTU. Ini pemetaan yang dilakukan pemerintah pusat bagi Kabupaten dengan angka stunting tinggi dan juga belum ada inisiatif program pemerintah pusat. Kami akan berupaya berikan kontribusi bagi Kabupaten TTU,” ujarnya.
Penulis : Apson Benu
Editor : Kristo Ukat