LINTAS BIINMAFFO,- 12 November 2024, Langit cerah di Desa Letneo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, menyambut hangat Panen perdana Tomat yang dilakukan secara simbolis oleh Istri Plt. Bupati TTU, Ny. Susana Suryani Sarumaha, bersama Pater Provinsial SVD Timor, Pater Yohanes Eduard, SVD, serta kelompok tani SOVERDIAN MAMSENA.
Peristiwa ini bukan hanya menjadi tanda keberhasilan, tetapi juga simbol kolaborasi dan Ketekunan dalam menghadapi tantangan.
Istri Plt. Bupati TTU, Ny. Susana Suryani Sarumaha, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas panen perdana ini.
“Panen tomat ini menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat TTU. Saya mengucapkan proficiat kepada Provinsial SVD Timor di bawah pimpinan Pater Jarot SVD dan kelompok tani yang telah berjuang untuk meningkatkan ekonomi kreatif di Keuskupan Atambua,” ucapnya.
Ny. Susana juga mendorong masyarakat agar terinspirasi untuk memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produktif.
“Ini adalah motivasi bagi kita semua. Dengan memanfaatkan halaman untuk menanam tanaman seperti tomat dan cabai, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan sendiri tapi juga bisa menambah penghasilan keluarga,” jelasnya.
Melihat tanah yang dulu tandus kini berubah menjadi kebun tomat yang produktif, ia mengungkapkan kekagumannya.
“Ini menunjukkan bahwa dengan usaha dan kemauan, lahan yang semula gersang bisa menghasilkan. Saya harap ini bisa jadi ajakan bagi masyarakat untuk mengolah lahan pekarangan demi ketahanan ekonomi keluarga,” tambah Ny. Susana.
Di sisi lain, Pater Provinsial SVD Timor, Pater Yohanes Eduard, SVD, mengapresiasi kerja keras kelompok tani yang membantu terwujudnya panen ini.
“Wajah SVD hadir di sini. Kehadiran bapak-mama dan seluruh kelompok tani sangat berarti. Panen ini adalah hasil dari kerja keras kita bersama,” ujarnya penuh syukur.
Ia mengungkapkan bahwa kebun tersebut sebelumnya sudah dicoba dengan menanam ubi dan kelor, namun belum maksimal karena kendala air.
Melalui kebun ini, Pater Jhon Eduard, sapaan akrab Pater Yohanes Eduard, menjelaskan prinsip Ora et Labora– berdoa dan bekerja – yang menjadi filosofi dalam setiap kegiatan mereka.
“Panen ini mengajarkan kita untuk bekerja keras sambil mengandalkan Tuhan. Kemandirian adalah kunci, berdiri di atas kaki sendiri dan bekerja dengan tekun. Ini bukan sekadar tentang panen tomat, tetapi juga tentang nilai kerja yang berdampingan dengan doa,” jelasnya.
Ke depan, tim berencana memperluas jenis tanaman yang akan ditanam. Tidak hanya hortikultura, namun berbagai tanaman lain yang dapat menambah keragaman hasil.
“Kami ingin para Imam tidak hanya berbicara tentang kerja, tetapi juga ikut merasakan seperti apa kerja itu sendiri. Kita bagi waktu untuk kerja, untuk doa, dan untuk yang lain, sehingga keseimbangan ini menjadi rahmat bagi kita semua,” tukas Pater Jhon Eduard.
Panen tomat perdana ini, lebih dari sekadar hasil bumi, menjadi lambang kerjasama dan ketekunan di antara masyarakat TTU, SVD, dan kelompok tani. Dengan semangat kebersamaan dan kemandirian, mereka terus melangkah menuju masa depan yang lebih sejahtera.
Penulis : Lius Salu
Editor : Kristo Ukat