LINTAS BIINMAFFO,- Dalam upaya meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Juandi David, resmi meluncurkan program Integrasi Layanan Primer (ILP) pada Senin (16/12/2024).
Program ini menjadi langkah konkret untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan primer yang lebih komprehensif, berkelanjutan, dan berbasis kebutuhan masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan inovasi dalam layanan kesehatan primer.
“Semoga semangat dan kolaborasi yang telah terbangun semakin baik ke depannya. Program ini bukan hanya seremonial, tetapi momentum untuk berdiskusi dan menemukan solusi atas tantangan implementasi ILP,” ujar Juandi.
ILP menjadi bagian dari enam pilar transformasi kesehatan nasional, khususnya pada aspek layanan primer. Fokus utamanya adalah mencegah masyarakat jatuh sakit melalui pendekatan promotif dan preventif, seperti pemberian imunisasi, edukasi kesehatan, dan peningkatan gizi seimbang.
“Melalui ILP, kita harapkan angka kunjungan ke fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit, dapat berkurang. Kesehatan masyarakat harus dimulai dari pencegahan, bukan pengobatan semata,” jelas Bupati.
Bupati juga menggarisbawahi peran penting puskesmas sebagai garda terdepan dalam layanan kesehatan primer. Ia menekankan bahwa tenaga kesehatan di puskesmas harus memiliki kualitas yang memadai dan layanan yang diberikan harus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
![](https://lpplrspdttu-tvbiinmaffo.ttukab.go.id/wp-content/uploads/2024/12/Bupati-TTU-Resmikan-Integrasi-Layanan-Primer-2.jpg)
Kepala Dinas Kesehatan TTU, Robertus Tjeunfin, menjelaskan bahwa pelaksanaan ILP merupakan respons atas berbagai tantangan yang dihadapi layanan kesehatan primer di TTU.
“Masih ada fragmentasi layanan, keterbatasan sumber daya manusia, dan kesenjangan kualitas layanan antar wilayah,” ujarnya.
Menurut Robertus, hingga 2022, capaian 12 pelayanan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di TTU belum memenuhi target nasional. Beberapa indikator yang menjadi perhatian adalah rendahnya cakupan imunisasi, tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta prevalensi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK).
Untuk mengatasi hal tersebut, pendekatan ILP dirancang agar lebih terfokus pada kebutuhan masyarakat berdasarkan siklus hidup.
“Puskesmas harus menjadi pusat koordinasi layanan kesehatan yang berbasis komunitas hingga ke tingkat dusun dan keluarga,” tambahnya.
Dinas Kesehatan TTU telah mempersiapkan berbagai langkah untuk mendukung implementasi ILP, seperti pelatihan bagi kader posyandu, orientasi lintas program, serta penguatan koordinasi lintas sektor. Namun, peluncuran program ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh pihak terkait.
“Kami berharap, melalui ILP, layanan kesehatan di TTU menjadi lebih terintegrasi, efektif, dan efisien, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” pungkas Robertus.
Program ILP ini menjadi langkah awal yang menjanjikan dalam upaya transformasi kesehatan di Kabupaten TTU. Dengan sinergi yang kuat antar-stakeholder, diharapkan mutu layanan kesehatan semakin meningkat, menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif.
Penulis : Lius Salu
Editor : Kristo Ukat