KEFAMENANU NEWS,- Wakil Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, Kamillus Elu, SH menegaskan bahwa bantuan pertanian bukan sekadar distribusi bibit, melainkan bagian dari proses pembangunan yang harus akuntabel dan terukur.
Hal itu disampaikannya saat penyerahan simbolis bantuan bibit jagung hibrida tahun 2025 kepada 122 kelompok tani dari 11 kecamatan, Rabu (16/4/2025).
Dalam arahannya, Wabup Kamilus menekankan pentingnya kesiapan lahan sebelum petani menerima bantuan bibit. Ia mengingatkan bahwa ketidaksiapan lahan dapat mencerminkan lemahnya komitmen dalam mengelola bantuan yang telah disalurkan oleh pemerintah.
“Segera siapkan lahan. Kalau terima bibit tapi tidak ada lahan, ini jadi pertanyaan. Seharusnya lahan siap dulu, baru bibit diberikan. Kalau seperti ini, kita bisa kehilangan kepercayaan dari pusat,” tegasnya.

Wabup Kamilus menginstruksikan Dinas Pertanian untuk tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga mengawasi secara langsung penggunaan bibit tersebut di lapangan. Ia menyarankan agar dokumentasi lahan dan pertumbuhan tanaman dilakukan secara berkala dan dilaporkan kepada pemerintah daerah sebagai bagian dari proses evaluasi.
“Kalau perlu, lahan dan perkembangan tanamannya difoto dan dilaporkan. Jangan sampai setelah ditanam malah mati. Kita harus tahu, agar bisa cepat tangani kendalanya,” ujar Wakil Bupati TTU ini.
Ia menambahkan bahwa bantuan ini merupakan langkah awal untuk melihat sejauh mana para petani benar-benar memanfaatkan program yang diberikan. Ke depan, katanya, pemerintah daerah akan menjadikan progres pertanian sebagai indikator dalam menyusun program lanjutan.
Lebih jauh, Wabup Kamilus menegaskan bahwa keberhasilan program ini akan berpengaruh terhadap hubungan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, khususnya dalam memperoleh dukungan anggaran.

“Jangan sampai setiap tahun minta bantuan tapi realisasi lapangannya nol besar. Pemerintah pusat juga akan mengevaluasi. Ini soal ‘trust’,” ujarnya.
Menurutnya, kepercayaan merupakan aset yang sangat penting dalam pembangunan daerah. Jika program berjalan baik, data akurat, dan hasil nyata terlihat, maka permintaan bantuan di tahun-tahun berikutnya akan lebih mudah diakomodasi.
Bantuan bibit jagung hibrida ini dinilai strategis dalam mendorong peningkatan produksi pangan lokal, terutama di tengah upaya pemerintah meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dalam skala lokal, program ini juga bertujuan memberdayakan kelompok tani dan memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat pedesaan.
Wabup berharap, semua pihak terutama kelompok tani penerima manfaat bisa menunjukkan keseriusan dalam menindaklanjuti bantuan tersebut.
“Kalau kita serius, hasilnya juga akan memuaskan. Tapi kalau hanya sekadar terima lalu tidak ditindaklanjuti, ini sama saja dengan menyia-nyiakan peluang,” pungkasnya.
Dengan pendekatan berbasis kepercayaan dan evaluasi, Pemkab TTU berharap setiap program pertanian dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat, sekaligus menjaga reputasi daerah di mata pemerintah pusat.
Penulis : Lius Salu
Editor : Kristo Ukat