KEFAMENANU NEWS,– Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), memiliki potensi besar dalam sektor garam. Salah satunya Garam Oesoko di Kecamatan Insana Utara, dengan tingkat kemurnian natrium klorida (NaCl) mencapai 98 persen.
Kepala Bidang Perindustrian pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten TTU, Willy Lory, menyampaikan bahwa kualitas garam di TTU termasuk kategori super premium. Dengan kandungan kemurnian yang tinggi, garam TTU berpeluang bersaing di tingkat nasional untuk memenuhi kebutuhan industri maupun konsumsi.
“Uji laboratorium menunjukkan kadar NaCl garam Oesoko mencapai 98 persen. Kualitas ini membuat garam kita siap masuk pasar nasional,” ungkap Willy, Selasa (30/9/2025).
Selain di Kecamatan Insana Utara, potensi lahan garam juga tersebar di Kecamatan Biboki Moenleu dan Biboki Anleu dengan luas 1.000–1.500 hektare. Jika dikelola optimal, wilayah tersebut diyakini mampu memberi manfaat ekonomi signifikan bagi masyarakat lokal, mulai dari peningkatan pendapatan hingga pembukaan lapangan kerja.
Pemerintah Kabupaten TTU pun menyatakan komitmennya untuk mendorong pengembangan garam sebagai komoditas unggulan daerah perbatasan. Salah satunya melalui kerja sama dengan PT Garam Indonesia.
“Kami baru saja rapat membahas rencana MoU dengan PT Garam Indonesia yang akan mengelola lahan di Ponu. Dari luas 1.000–1.500 hektare, sekitar 13 hektare adalah lahan milik pemerintah,” jelas Willy.
Dengan posisi strategis di perbatasan RI–RDTL, keberhasilan pengelolaan garam TTU tidak hanya berdampak bagi kemandirian ekonomi daerah, tetapi juga memperkuat kontribusi NTT dalam mendukung swasembada garam nasional.
Penulis : Apson Benu
Editor : Kristo Ukat