KEFAMENANU NEWS,-Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) mulai menampakkan langkah konkret dalam menjawab tantangan rendahnya pertumbuhan ekonomi daerah.
Tak lagi sebatas wacana, inovasi seperti Car Free Day (CFD) dan konsep “Pasar Tangkap Dolar” digulirkan sebagai upaya mendekatkan pembangunan ekonomi pada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kegiatan CFD yang digelar perdana di alun-alun kantor Bupati TTU, Sabtu (3/5/2025), bukan hanya menjadi ruang rekreasi masyarakat, tetapi juga menjadi strategi awal pemerintah untuk menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi rakyat. Dihadiri ribuan warga, acara tersebut menandai komitmen baru dalam membangkitkan ekonomi lokal.

Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, menyatakan bahwa CFD bukan hanya ajang berkumpul, tetapi dirancang sebagai penggerak ekonomi akar rumput.
“Pertumbuhan ekonomi kita saat ini baru 3,60 persen. Itu sangat menyedihkan. Kita tidak bisa tinggal diam. Maka CFD ini kami hidupkan lagi, agar aktivitas jual beli dan UMKM bisa bergerak,” ujarnya.
Langkah ini merupakan respons atas laporan ekonomi daerah yang menunjukkan stagnasi. Bupati Falent menjalin koordinasi dengan Staf Khusus Bupati Bidang Pemberdayaan Ekonomi dan UMKM guna merancang pendekatan yang langsung menyentuh masyarakat. CFD menjadi pintu masuk yang dipilih untuk memulai gerakan ekonomi komunitas.
Menariknya, Bupati Falent tidak hanya berhenti pada ruang urban. Ia juga menyiapkan strategi ekonomi lintas batas negara melalui ide Pasar Tangkap Dolar, sebuah konsep perdagangan berbasis valuta asing yang akan ditempatkan di wilayah perbatasan seperti PLBN Napan dan Wini.

“Pasar tangkap dolar ini kami gagas karena harga dolar naik hingga Rp 19.000. Peluang ini harus kita manfaatkan untuk menjual produk lokal dengan mata uang asing, terutama kepada pembeli dari Timor Leste. Ini bisa menjadi sumber devisa bagi masyarakat TTU,” jelasnya.
Dengan konsep ini, masyarakat lokal akan menjual barang menggunakan dolar, tanpa perlu prosedur penukaran mata uang yang rumit. Langkah ini diharapkan bisa menggairahkan perdagangan legal dan sekaligus meminimalisir aktivitas selundupan yang selama ini marak di jalur perbatasan.
“Model pasar ini sedang kami matangkan bersama tim. Nantinya akan diumumkan secara resmi jadwal dan skemanya, serta dikoordinasikan langsung dengan otoritas Oecusse” tegas Bupati Falent.
Tidak hanya itu, ia juga menegaskan bahwa pemerintah siap memberikan subsidi jika diperlukan, agar harga produk lokal tetap kompetitif. Keberpihakan ini menunjukkan komitmen kuat Pemkab TTU dalam menjadikan rakyat sebagai pelaku utama pembangunan ekonomi.

Selain aspek ekonomi, CFD juga diposisikan sebagai sarana rekreasi edukatif yang mendekatkan keluarga dan masyarakat. Dengan pemberlakuan sekolah lima hari, momentum akhir pekan ini dimanfaatkan untuk mempererat interaksi sosial antara anak dan orang tua dalam suasana terbuka.
“Ini bukan soal seremoni. Kami ingin CFD menjadi “habit”, menjadi budaya baru masyarakat TTU yang sadar akan pentingnya ruang publik dan ekonomi berbasis komunitas,” ujar Bupati Falent menutup.
Melalui gagasan-gagasan segar seperti CFD dan Pasar Tangkap Dolar, Pemkab TTU menunjukkan bahwa inovasi dalam pembangunan daerah tidak harus mahal, tapi harus relevan, kontekstual, dan berpihak pada rakyat kecil.
Penulis : Lius Salu
Editor : Kristo Ukat