KEFAMENANU NEWS,- Ketua TP PKK, Ketua Dekranasda sekaligus Bunda PAUD Provinsi NTT, Ny. Mindriyati Astiningsih Laka Lena, kembali mengingatkan bahwa upaya menurunkan angka stunting tidak selalu harus dimulai dari langkah besar. Kadang, perubahan itu berawal dari kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari di rumah.
Pesan ini disampaikan saat kegiatan kunjungan kerja (Kunker) di PAUD Ceria, Naen, RT 27, RW 04, Kelurahan Tubuhue, Kecamatan Kota Kefamenanu, ibu Kota Kabupaten TTU, Selasa (18/11/2025).

Turut hadir Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda dan Bunda PAUD Kabupaten TTU, Ny. Andina Winantuningtyas, A.Md, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten TTU Ny. Elisabeth Sri Susilowati, S.Pd, Camat Kota Kefamenanu Melkianus Kono, S.STP, para lurah, serta jajaran pengurus TP PKK, Dekranasda, dan PAUD tingkat Kabupaten TTU.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat dan pihak yang terlibat. Namun di balik ucapan terima kasih itu, ia juga membawa satu pesan penting—pesan yang sederhana, tetapi menyentuh nadi kehidupan keluarga.

“Coba kita jujur,” ujarnya sambil menatap para peserta, “Jika di rumah, di pesta, atau di acara adat, siapa yang biasanya dipersilahkan makan lebih dulu? Bapak-bapak, betul?” ungkapnya.
Pertanyaan itu sontak membuat banyak peserta tersenyum dan saling menatap. Sebuah kebiasaan yang sudah mengakar kuat di banyak keluarga NTT.
Ny. Mindriyati kemudian melanjutkan dengan pertanyaan kedua. “Sekarang, kalau di rumah, kelompok atau pesta itu ada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak balita, siapa yang paling membutuhkan kecukupan gizi? Mama-mama tolong diam dulu, kita dengar jawaban dari bapak-bapak.” imbuhnya.

Para bapak pun menjawab serempak: “anak-anak dan ibu-ibu”.
“Betul ya? Sepakat ya?” ujar Ny. Mindriyati sembari mengapresiasi kejujuran dan kesadaran para pria yang hadir.
Ia menekankan bahwa perubahan kecil seperti ini bisa menjadi titik balik penting. Tanpa modal besar, tanpa menunggu program yang rumit. Cukup dengan memberi prioritas makan kepada mereka yang paling membutuhkan, kita sudah ikut menyelamatkan generasi masa depan.
Ia pun menyerukan dukungan para tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah untuk ikut menjadi teladan dalam perubahan pola pikir ini.

“Saya mohon, mulai hari ini, mari kita biasakan memberi kesempatan makan pertama kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak. Dari meja makan kita, dari rumah kita, kita bisa membantu menurunkan angka stunting. Ini hal sederhana, tapi dampaknya sangat besar,” ujarnya.
Pesan itu bukan sekadar imbauan, tetapi ajakan untuk merawat masa depan. Sebab ketika seorang ibu hamil terpenuhi gizinya, ketika seorang anak makan cukup dan tepat waktu, sesungguhnya kita sedang menyiapkan fondasi bagi NTT yang lebih sehat, kuat, dan cerdas.
Penulis : Apson Benu
Editor : Kristo Ukat
