LINTAS BIINMAFFO, – Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi dan angin kencang yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah kabupaten terdampak bencana, termasuk Kabupaten TTU.
Demikian disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nule Octo saat diwawancarai media, Minggu (09/02/2025).
Lebih lanjut Nule menjelaskan, terkait cuaca ekstrem tersebut maka dihimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten TTU untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.
Menurutnya, sesuai data yang diterima setiap hari dari BMKG, cuaca ekstrem yang terjadi tidak hanya di Kabupaten TTU, melainkan secara merata terjadi di seluruh wilayah NTT.
Akibat cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang yang melanda Kabupaten TTU belakangan ini, lanjut dia, sejumlah laporan masyarakat yang masuk ke BPBD TTU berupa beberapa fasilitas umum dan rumah milik warga rusak tertimpa pohon.
Tidak hanya itu, banjir juga merendam areal persawahan milik warga di sejumlah desa di Kabupaten TTU. Selain banjir, lahan pertanian milik warga juga terdampak longsor.
Dikatakan, BMKG telah mengeluarkan rilis dampak bencana ekstrem beberapa waktu lalu. Informasi mengenai cuaca ekstrem ini, telah disampaikan terlebih dahulu kepada kepala desa dan para camat untuk dilanjutkan kepada masyarakat.
“Satu unit rumah warga di Desa Humusu Sainiup juga dilanda bencana kebakaran,” ujarnya melanjutkan bahwa saat ini pihaknya telah menerima laporan tersebut dan dalam waktu dekat akan turun ke lokasi kejadian.
Ia juga mengimbau masyarakat di Kabupaten TTU khususnya di wilayah pantai utara agar tidak melaut selama batas waktu yang ditentukan. “Ini kita sampaikan agar bisa mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, gerak cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) telah turun langsung ke lokasi bencana demi melakukan kajian dan pendataan hingga memberikan bantuan berupa beras bagi para korban.
Bantuan berupa beras telah disaluran BPBD TTU perihal bencana banjir bandang akibat cuaca ekstrem hujan yang terjadi pada 28 Januari 2025 lalu di Kota Kefamenanu, khususnya Kelurahan Maubeli.
Demikian disampaikan Kalak BPBD TTU, Nule Octo saat diwawancarai media ini di ruang kerjanya, Senin (03/02/2025).
Nule merincikan, korban bencana banjir bandang di Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu berada di RT 23, RT 26, RT 27 dan RT 06. “Di RT 26 dan RT 27 itu ada 10 Kk dengan jumlah jiwa 34 orang kemudian RT 23 dan RT 06 ada 30 KK,” jelasnya.
Dijelaskan Nule, BPBD TTU telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal ini Dinas PUPR Kabupaten TTU serta pemerintah kecamatan dan kelurahan untuk melakukan penanganan demi mengurangi dampak banjir yang terjadi. Sayangnya, upaya tersebut masih terkendala pembebasan lahan.
Diketahui, banjir yang terjadi di Kelurahan Maubeli diakibatkan debit air embung Dalehi melebihi Kapasitas hingga menyebabkan tampungan pembuangan air meluap sehingga menyebabkan banjir pada dataran rendah.
Selain itu, saluran pembuangan tidak mampu mengarahkan air karena melebihi kapasitas sehingga meluap ke rumah warga dan jalan umum. “Hari Kamis minggu lalu Tim terpadu BPBD (TTU-red) telah turun ke lokasi bersama dua anggota dewan yakni bapak Hila Ato dan Bapak Risal Bela,” ujarnya.
Menanggapi bencana yang terjadi, kata Nule, maka Pemda TTU melalui BPBD TTU telah membantu meringankan beban masyarakat berupa beras. “Ada masyarakat yang mempunyai gabah sebanyak 34 karung terendam banjir. Ada juga pinang dan ikan kering milik warga di RT 6 terendam banjir. Harapan dari masyarakat juga kiranya dinas sosial dan dinas pangan mungkin bisa juga membantu meringankan beban warga terdampak,” tambahnya.
Lebih lanjut Nule, menjelaskan, ada pula beberapa titik banjir di luar Kota Kefamenanu akibat luapan air kali, seperti, di Desa Tualene, Kecamatan Biboki Utara. Banjir tersebut mengakibatkan lahan persawahan dan rumah warga, terendam.
Tidak hanya itu, lanjut dia, ada pula satu titik lokasi banjir di Desa Kuaken, Kecamatan Noemuti Timur.
“Ada juga longsor di tebing kali di desa Bitefa Kecamatan Miomaffo Timur khususnya di belakang Puskesmas Bitefa. Tim kajian BPDB sudah turun melakukan pengukuran,” ujarnya.
Selain itu, jelas Nule, terdapat pohon tumbang di Desa Tualene, Kecamatan Biboki Utara dan kerusakan dapur rumah di di Desa Kuaken, Kecamatan Noemuti Timur akibat hujan disertai angin kencang. “Tim kajian cepat BPBD sudah melakukan kajian dan pendataan untuk memberikan bantuan,” jelasnya.
“Mudah-mudahan penanganan beberapa titik ini bisa menggunakan dana PTT tapi masih melakukan rapat koordinasi kalau tidak melalui dana tak terduga bisa menggunakan dana siap pakai yang disiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang akan diusulkan berupa proposal,” katanya.
Nule mengharapkan kepada masyarakat agar selalu waspada dalam menyikapi cuaca ekstrem. “Kami juga sudah meneruskan informasi dari BMKG ke pemerintah desa soal perkembangan cuaca ekstrem. Yang tinggal di daerah lereng agar segera mengungsi. Rumah-rumah yang memiliki pohon besar di lingkungan sekitar agar segera ditebang. Barang-barang dan surat-surat berharga mulai diamankan,” imbuhnya.
BPBD TTU terus mendata perkembangan dampak cuaca ekstrem dan masyarakat yang terdampak untuk memastikan data riilnya.
Penulis : Apson Benu
Editor : Kristo Ukat