LINTAS-BIINMAFFO,- Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendistribusikan sejumlah bantuan benih unggul kepada para petani di daerah itu. Pendistribusian dalam rangka mengantisipasi dampak bencana kekeringan.
“Distribusi sudah dilaksanakan sejak akhir tahun 2023 lalu,” ujar Plt Kepala Dinas Pertanian, Trinimus Olin, Senin (15/1/2024).
Trinimus mengatakan, benih yang disalurkan kepada petani ini merupakan benih unggul yang bisa bertahan pada cuaca ekstrim dan bisa meminimalisir kekhawatiran petani terhadap ancaman gagal panen akibat curah hujan tidak memadai.
Bantuan tersebut benih bersumber dari APBD II Kabupaten Timor Tengah Utara dan APBN. Dari APBD II berupa benih Padi Inbrida dibagikan kepada seluruh petani di 24 kecamatan di Kabupaten TTU. Sedangkan dari APBN berupa benih dan pupuk. Ada benih Jagung Hibrida, Benih Padi Biofortifikasi, Pupuk NPK, dan Pupuk Hayati Cair juga sudah didistribusikan kepada masyarakat.
Trinimus menyebut, Benih Jagung Hibrida 37.500 kilogram dengan estimasi luas lahan 2.500 hektare, Benih Padi Inbrida 1000 kilogram dengan estimasi lahan seluas hektare, Benih Padi Biofortifikasi 7.500 kilogram dengan estimasi lahan 300 hektare. Sedangkan, bantuan Pupuk NPK 50.000 kilogram disalurkan untuk dengan estimasi lahan 500 hektare dan Pupuk Hayati Cair 2500 liter dengan estimasi lahan 500 hektare.
Trinimus mengimbau kepada seluruh masyarakat mengatur pola tanam di lahan masing-masing untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan gagal panen.
“Jadi masyarakat harus mengatur pola tanam sesuai dengan rentang waktu curah hujan yang semakin pendek akibat El Nino,” ujar Trinimus.
Trinimus juga meminta masyarakat pro aktif melakukan koordinasi dengan penyuluh di lapangan dalam mengatur pola tanam. Juga diimbau menggunakan pupuk organik agar bisa menjaga resapan air di dalam tanah untuk memelihara tanaman di tengah kondisi curah hujan minim tersebut.
Menurut Trinimus, Dinas Pertanian Kabupaten TTU juga sedang menggaungkan Smart Farming yakni bertani dengan mengatur tata kelola air.
“Contohnya irigasi tetes. Irigasi tetes, telah dikembangkan di banyak daerah di Kabupaten Timor Tengah Utara. Irigasi tetes itu juga telah dikembangkan di lahan pertanian milik warga,” terang Trinimus.
Melalui smart farming, imbuh Trinimus, air bisa diefektifkan untuk memaksimalkan produksi pertaniannya.
Trinimus memastikan, Kabupaten Timor Tengah Utara saat ini belum terdampak bencana kekeringan. Pasalnya, curah hujan pada sejumlah tempat di Kabupaten TTU memasuki kategori cukup. Dan hingga saat ini Dinas Pertanian Kabupaten TTU belum menerima laporan dari masyarakat maupun PPL perihal bencana kekeringan tersebut.
“Sampai saat ini kita belum menerima laporan perihal bencana kekeringan. Meskipun demikian Dinas Pertanian Kabupaten TTU telah mempersiapkan berbagai langkah menanggulangi hal tersebut,” tukasnya.
Penulis : Lius Salu
Editor : Kristo Ukat