LINTAS BIINMAFFO,- Panitia pelaksana perayaan hari raya paskah Paroki Santo Pemandi Naesleu menggelar nonton bareng film ‘Kisah Sengsara Yesus’ jelang puncak perayaan paskah.
Pemutaran film kisah sengsara Yesus ini yang diadakan panitia dari umat lingkungan Santo Agustinus berlangsung di halaman Gereja Santo Yohanes Pemandi Naesleu Kefamenanu, Selasa (26/03/2024).
Kisah Sengsara dan Wafat Yesus Kristus, merupakan salah satu perayaan yang mendapat perhatian selama Pekan Suci. Yang secara historis dimulai pada Malam Perjamuan Terakhir (Kamis Putih) hingga Jumat Agung ketika Yesus Wafat di Salib.
Pekan Suci bagi umat kristiani dimulai dengan perayaan Minggu Palma hingga hingga Minggu Paskah.
Kepada media, Melki Lopes selaku sekretaris panitia perayaan hari raya paskah mengungkapkan untuk menghayati kisah sengsara Yesus, panitia melaksanakan nonton bareng kisah sengsara Yesus berjudul The Passion of The Christ.
Menurutnya, nonton bareng film Passion of The Christ ini bertujuan memberikan edukasi bagi anak usia dini, anak muda bahkan orang tua untuk menyadari akan karya penebusan Tuhan Yesus di kayu salib.
Pasalnya, di zaman era digital sekarang ini, imbuhnya, anak-anak usia dini bahkan anak-anak muda kita lebih fokus ke film-film modern dan mulai melupakan film-film yang bernuansa agama.
“Nonton bareng ini sebagai sarana untuk memberikan edukasi bagi anak-anak usia dini bahkan anak-anak muda yang sudah melupakan film-film yang bernuansa agama“, tekannya.
Nonton bareng ini juga, sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan penghayatan umat terhadap kisah penyelamatan Tuhan Yesus Kristus.
“Kita berharap melalui nobar kisah sengsara Yesus ini, semangat umat untuk datang ke gereja semakin tinggi“, tandas Melki.
Terpisah, Romo Engel Nahak mengungkapkan kegiatan nonton bareng film The Passion of Christ memuat tentang ide kesengsaraan Yesus Kristus dimana ide kesengsaraan ini mengulik tentang berbagai hal.
“Tentunya perjamuan juga ada, tentang bagaimana Yesus berada di Taman Getsemani sampai Yesus berada di puncak Golgota“, ungkap Romo Engel.
Ia mengapresiasi dengan kegitan seperti ini sangat bagus dilakukan agar kita mengetahui apa makna dari kisah sengara yesus hingga wafat di kayu salib, agar kita semua sudah siap dalam menyambut Hari Paskah nanti.
Menurutnya, refleksi yang mendalam tentang film ini, yang tentunya membuat kita sekalian umat katolik khususnya di Paroki Santo Yohanes pemandi Naesleu untuk melihat bagaimana perjalanan kita masing-masing dalam kehidupan kita sehari-hari, baik di rumah tangga, pekerjaan maupun di manapun kita berada.
Dimana dalam keseharian kita, kita akan berjumpa dengan orang-orang disekitar kita yang menderita sama seperti Kristus.
Tentunya, refleksi yang mendalam menurut Romo Engel adalah bagaimana kita (umat) sekalian dipanggil untuk menyalibkan segala dosa kita dan bangkit bersama Kristus melalui perbuatan-perbuatan baik kita.
Romo Engel berpesan, dalam perayaan paskah ini tentunya harus menghantarkan kita kepada pertobatan yang sejati, yang pada akhirnya membangun komitmen untuk berubah dari kebiasaan lama menuju kepada kebangkitan.
“Itulah refleksi paskah, harus sampai pada kebangkitan. Yang awalnya kita harus mematikan dosa kita, seperti yang saya sebutkan tentang bagaimana menyalibkan kedosaan dan pada akhirnya bangkit bersama Kristus dengan sebuah komitmen yang baru, hal-hal yang baru untuk keberlanjutan hidup kita“, tandasnya.
Sementara dalam konteks, wafat Yesus sebagai karya penyelamatan. Wafat Yesus merupakan karya penyelamatan Allah bagi manusia yang berdosa. Dalam hal ini dipakai kata “penyelamatan” dan bukan “keselamatan”.
Kata “penyelamatan” mengungkapkan bahwa manusia dibebaskan dari situasi kedosaan oleh Allah. Karena dosa yang dilakukan oleh manusia, relasi antara Allah dan manusia menjadi tidak harmonis sehingga manusia tidak mendapat perlindungan Allah.
Kemudian, Ia melepaskan manusia dari situasi kegelapan agar dapat bersatu kembali dengan Dia. Dalam hal ini Allah menjadi pemeran utama. Sebaliknya, kata “keselamatan” Penyaliban Yesus merupakan suatu peristiwa yang mengejutkan dan kontroversial. Hukuman salib biasanya dijatuhkan pada para penjahat kelas kakap. Namun, hukuman itu ternyata dijatuhkan juga kepada Yesus. Padahal, Yesus adalah orang baik.
Ia selalu berkeliling untuk menyembuhkan orang sakit dan Allah menyertai-Nya. Maka, penyaliban Yesus merupakan penyaliban terhadap orang baik atau orang tak bersalah.
Pantauan media, di akhir kegiatan nonton bareng ini, panitia menyiapkan door prize bagi para penonton. Dimana, para penonton diwajibkan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh panitia sebelum mendapatkan hadiah tersebut.
Terlihat, antusiasme penonton terutama anak-anak usia dini bahkan anak-anak muda saling berebutan menjawab pertanyaan yang diberikan panitia untuk mendapatkan hadiah yang disiapkan panitia.
Penulis : Poldus Meomanu
Editor : Kristo Ukat