LINTAS-BIINMAFFO,- Wakil Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi membuka kegiatan Diskusi Panel Manajemen Kasus Stunting atau Audit Kasus Stunting (AKS) tingkat Kabupaten TTU, Rabu (24/5/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 10.00 wita tersebut bertempat di aula Gereja St. Theresia Kefamenanu. Hadir dalam kegiatan yang diprakarsai Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB), yakni Wakil Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi, Wakil Ketua TP PKK Kabupaten TTU Ny. Susana Sarumaha Binsasi, Romo Deken Dekenat Kefamenanu Romo Kanisius Oki, Pr dan Kepala Dinas P2KB Kabupaten TTU, Frans Xav. Tas’au, SKM., M.Kes.
Dalam diskusi panel, menghadirkan empat orang narasumber, yakni Dokter Spesialis Obstetri dan Genikologe, Dokter Spesialis Anak, Ahli Gizi dan Psikolog.
Wakil Bupati TTU, Drs. Eusabius Binsasi saat membuka kegiatan, pertama-tama melakukan absen atau memastikan kehadiran setiap dinas teknis yang berperan penting serta camat, Kepala Desa, Lurah, kader posyandu dan penyuluh KB.
“Dinas Sosial ada atau tidak. Dinas P3A, PMD, Bapelitbang, Dinas Pertanian, Dinas Pangan ada atau tidak. Model macam begini nanti stunting habis cepat. Kalau terlambat minimal ada yang mewakili,” tegas Wabup Eusabius Binsasi sembari menegaskan bahwa kegiatan tersebut sangat penting demi bersama memerangi stunting di Kabupaten TTU.
Wabup Eusabius menjelaskan, bahwa trend kasus stunting di Kabupaten TTU mengalami penurunan, namun masih sangat sedikit. Hasil timbang bulan Agustus tahun 2022 angka stunting berada pada angka 24,4 persen dan hasil timbang bulan Februari 2023 pada angka 24,3 persen. Dua kelurahan di Kota Kefamenanu, yakni Kelurahan Sasi dan Tubuhue catat angka stunting tertinggi.
Mantan Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI ini menjelaskan, bahwa pemberian makanan tambahan (PMT) memang penting, namun masih kurang ketika belum ada rencana aksi nyata yang harus dilakukan secara serius.
Dikatakannya, penyebab stunting juga dipengaruhi budaya lokal, peran ibu hamil yang harus didukung oleh sang suami serta SDM dan cara berpikir masyarakat yang perlu ditingkatkan.
“Kenapa stunting di TTU masih tinggi, penyebabnya apa. Tren (stunting-red) memang menurun tapi sedikit. Hasil audit ini akan dihimpun dan dilaporkan kepada para pengambil kebijakan untuk regulasi dan berbagai hal tentang stunting. Mari kita tingkatkan kinerja kita. Ikuti kegiatan ini dengan baik. Generasi kita ke depan harus lebih baik. Hasil penimbangan bulan Agustus kita akan lihat,” ujar Wabup Eusabius.
Kepala Dinas P2KB Kabupaten TTU, Frans Xav. Tas’au, SKM., M.Kes, menjelaskan, bahwa AKS merupakan salah satu kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud dalam peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional nomor 12 tahun 2021 tengang rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting indonesia tahun 2021-2024.
Tujuan AKS, lanjut Frans Tas’au, yakni mengidentifikasi resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, mengetahui penyebab resiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa.
Selain itu, menganalisis faktor resiko terjadinya kasus stunting pada baduta atau balita stunting sebagai upaya pencegahan, penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus yang serupa serta memberikan rekomendasi penanganan kasus dan perbaikan tata laksana kasus serta upaya pencegahan yang harus dilakukan.
Diharapkan dalam kegiatan AKS, adalah tim pakar dapat menghasilkan kajian resiko pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta dan balita, menghasilkan kajian penyebab terjadinya resiko pada kelompok sasaran, rekomendasi dengan pertimbangan apek klinis dan manajemen pendampingan keluarga.
Hasil kajian dapat dituangkan dalam kertas kerja audit dan dapat dilakukan wawancara mendalam antara tim pakar dan tim teknis melalui telekonsultasi.
Penulis : Apson Benu
Editor : Kristo Ukat